Terkenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Jawa Barat, Pangandaran memiliki potensi kopi yang luar biasa. Dengan luas total lahan sebesar 609 hektar (ha) yang tersebar di Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Sidamulih, Kecamatan Parigi dan Kecamatan Cigugur, produksi kopi Pangandaran bisa mencapai 263 ton green bean per tahun dari luas total lahan kopi yang ada di Kabupaten Pangandaran.
Jenis kopi yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Pangandaran adalah varietas kopi robusta. Kopi robusta merupakan jenis kopi yang mudah dalam perawatannya serta lebih tahan dari serangan hama. Selain itu, jenis kopi ini memiliki rasa yang kuat dan kandungan cafein dua kali lebih banyak di banding jenis kopi lainya.
Ketua Padopokan Kopi Pangandaran Anwar menjelaskan bahwa nilai jual kopi Pangandaran saat ini sudah mencapai Rp. 160.000/kg untuk kualitas reguler dan Rp. 200.000/kg untuk kualitas premium dengan varian aroma coklat dan gula aren.
Selain itu, saat ini sudah ada merek kopi Pangandaran yang sudah beredar dipasaran. Diantaranya Kopi Srikandi, Kopi Wa Eli dan Padopokan Kopi Pangandaran. Pemasaran kopi robusta ini dilakukan baik secara konvensional ataupun online ke area Pangandaran dan ke kota lain seperti Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta dan luar pulau Jawa.
Banyak daerah menyajikan kopi, namun sensasi minum kopi sembari menikmati indahnya view pantai sangat jarang ditemukan. Nah di Pangandaran ini tempatnya, jelas Anwar.
Melihat animo yang baik dari masyarakat, kopi Pangandaran diharapkan dapat dijadikan sebagai welcome drink bagi wisatawan guna mendorong sektor pariwisata melalui cita rasa khas kopi pesisir Pangandaran.